Sekilas tentang Kay (Terapi Besi Membara)

Di Indonesia, terapi kay masih sangat asing. Hanya sebagian keturunan Arab dan komunitas tertentu saja yang mengenalnya dan masih biasa memanfaatkan terapi kay. Kay kurang popular karena memang belum ada orang yang mempopularkannya. Lagi pula, banyak orang ngeri melihat praktik terapi kay. Orang pasti gamang di-kay sebelum melihat sendiri orang lain menjadi “korban” sundutan bara besi kay.

 

 

Sekilas tentang Kay (Terapi Besi Membara)

 

Secara leksikal, “kay” dalam bahasa Arab berarti menyundutkan bara kayu atau besi ke kulit atau ke obyek-obyek lain. Kay dilakukan umumnya untuk menandai binatang ternak seperti kambing, onta, dan sapi agar dapat diketahui siapa pemiliknya, jenisnya, kualitasnya, dsb. Kata kerjanya dalam bentuk lampau (past tense) adalah kawa atau iktawa. Dari akar kata ini, mikwah dalam bahasa Arab berarti seterika.
Entah sejak kapan, kay dalam pengertian tersebut ternyata dapat digunakan sebagai teknik penyembuhan sehingga arti kay di tengah masyarakat Arab kuno mengalami reduksi dalam lingkup terminologi penyembuhan. Sejak itu, istilah kay lebih dikenal sebagai terapi dengan menggunakan bara besi seukuran jari tangan atau lebih yang sisinya sepanjang kira-kira dua ruas jari tangan disundutkan ke bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia seperti kaki, tangan, kepala, dan punggung.
Di Indonesia, terapi kay masih sangat asing. Hanya sebagian keturunan Arab dan komunitas tertentu saja yang mengenalnya dan masih biasa memanfaatkan terapi kay. Kay kurang popular karena memang belum ada orang yang mempopularkannya. Lagi pula, banyak orang ngeri melihat praktik terapi kay. Orang pasti gamang di-kay sebelum melihat sendiri orang lain menjadi “korban” sundutan bara besi kay.
Meski khasiatnya sudah teruji dan diakui ampuh,  tetapi cara kerja terapi kay masih belum memiliki penjelasan ilmiah. Ini mungkin karena kalangan akademik dan medis modern kurang terbuka dan tidak pernah wellcome di depan terapi-terapi alternatif dan tradisional yang kian marak seiring dengan meroketnya harga kesehatan di meja dokter dan loket apoteker. Apalagi ketika para dokter kini lebih suka berprofesi sebagai sales perusahaan farmasi daripada sebagai “malaikat penyembuhan” untuk orang-orang sakit.
Penjelasan yang ada tentang kay masih relatif mengacu pada apa yang tampak secara kasat mata dalam berbagai eksperimen individu maupun kolektif. Ada yang menyebutnya sebagai proses mengalirkan hawa panas ke dalam tubuh, saraf, urat, otot, darah, dsb. Ada yang mempersepsikannya sebagai semacam  “shock therapy” untuk menstimulasi saraf, sistem imun, atau sel-sel yang “desersi” atau “pensiun” sebelum waktunya. Dan mungkin ada pula yang memandangnya sebagai sebentuk terapi refleksi.
Beberapa juru kay satu dengan yang lain bisa jadi berbeda dalam memberikan penjelasan. Maklum, kay lebih merupakan terapi tradisional yang mereka warisi dari para leluhur mereka; bukan merupakan hasil-hasil hipotesa saintifik dan riset yang sistematik, analitik, dan laboratorik.

Pos ini dipublikasikan di Terapi Kay. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar